PENCIPTAAN ALAM SEMESTA MENURUT ALQURAN DAN TEORI BIG BANG Oleh: Adam Malik, M.Pd NIP. 198210112011011006 12 BAB II TINJAUAN AL-QURAN DAN TEORI BIG BANG mengembangkan gagasan bahwa alam semesta mengikuti hukum-hukum yang bersifat kuantitatif. Kemudian berkembang pandangan di luar Yunani alam semesta yang sesuai dengan pandangan mereka sendiri. Salah satu diantaranya adalah al-Ghazali melalui karyanya Tahafut Al-Falasifah, Al-Munqidh min Al-Dhalal, Ihya Ulumiddin dan Al-Hikmah fi Jurnal Kalimah, Vol. 12, No. 2, September 2014, hlm. 282. Substantia, Volume 21 Nomor 2, Oktober 2019 Tidak ada kesulitan bagi Allah untuk mencipta juga menghancurkan alam semesta ini. Ungkapan kesyukuran atas segala nikmat alam semesta ini dibuktikan dengan sikap bersahabat dengan alam yang lebih baik. Ayat-ayat kosmologis dalam Al-Qur'an merupakan petanda lain dari fakta alam semesta. Keduanya saling menjelaskan satu sama lain. Alam semesta akan tunduk kepada manusia sepanjang ia menjalankan kapasitas dan fungsi kekhalifahannya dengan benar. Manusia tetap memimpin jagat raya sesuai dengan tuntunan Sang Khaliq sebagaimana dituntunkan dalam Kitab Suci. Misalnya di dalam menjalankan kapasitas kekhalifahannya manusia tidak melampau batas sebagaimana dijelaskan dalam Namun pada zaman budaya kuno, hukum alam semesta atau universal dasar ini dianggap sebagai hukum intrinsik, karena dapat diketahui secara intuitif. Setidaknya ada 12 hukum universal dasar yang menjadi pedoman dalam kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Hukum universal dasar ini memiliki sifat kekal atau abadi, dan sementara. Sifat hukum Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS. 47:4) Proses penciptaan alam semesta dalam Qur'an adalah sejalan dengan penemuan ilmu pengetahuan modern tentang pembentukan alam semesta dan juga kehidupan di bumi. Muslim telah memahami bahwa kehidupan dibentuk dalam jangka waktu yang amat lama, namun 'melihat' Allah di balik semua prosesnya. gYvem.

12 hukum alam semesta pdf